Rabu, 21 Februari 2018

Kemarilah dan Dekap Daku Dalam Maafmu



Dulu, ramai penduduk Thaif melempar caci dan bebatuan tajam, karenanya darah mengalir dari tubuh Muhammad. “Muhammad, inginkah engkau jika aku timpahkan gunung itu ke penduduk yang telah mencelamu?” kata malaikat gunung saat datang menghibur sang teladan sembari memberinya pilihan.
Namun, begitulah jiwa besar yang dimiliki oleh manusia paling mulia itu, “Tidak! Aku berharap dari sulbi mereka lahir orang yang beriman kepada Allah Swt.”
Hanya orang berjiwa besar yang mampu melakukan itu, memaafkan orang yang telah melukai jiwa dan raganya. Sahabat, tahukah kau akhirnya? Di kemudian hari semua pendudik Thaif beriman kepada Allah Swt. itulah buah dari kebesaran jiwa dan kebijaksanaan dalam menyikapi setiap masalah yang menimpa.
Kebaikan adalah hal yang pasti di dunia ini. Bahkan setiap musibah yang menimpa ada kebaikan di sana, setidaknya menghapus dosa-dosa yang kita lakukan. Jadi bersyukurlah jika mendapat ujian dan menangislah jika hidupmu baik-baik saja, layaknya para sahabat terdahulu.
______________
Sahabat! Dunia ini fana dan sangat singkat. Demikian juga semua hal yang berada di atasnya, fana. Kesedihan itu fana. Kegembiraan itu fana. Dan raga ini fana kawan, yang kekal adalah ruh yang mengendarai raga.
Seperti kata Buya Hamka, “kehidupan di dunia ini hanya khayal, dan kehidupan sejati adalah hidup setelah kematian (akhirat)”. Jadi layaknya dalam khayalan, ketika sedih, mundurlah sejanak dan aktifkan alam bawah sadar dan bawa ia ke area kegembiraan yang terdapat dalam kedalaman jiwa. Jika mengambil istilah Anis Matta “Siasat Pengalihan”.
Sakit hati itu fana. Maka jangan karena sakit sehingga kau membenci orang yang telah menyakitimu. Bangkitlah dan jadikan kesedihan, sakit hati, serta perasaan pilu lainya takluk. Seperti sang Nabi, ketika sedih ia tidak berlarut karena ada Tuhan yang Maha Cinta, Tuhan yang selalu mengadahkan ‘Tangan-Nya” untuk mendengar curahan hati hamba-hamba-Nya. Tuhan, “jika kau mendekati Dia dengan berjalan, Dia akan datang kepadamu dengan berlari” begitu yang digambarkan dalam hadis riwayat Muslim.
___________
Kita bukanlah Muhammad yang mempunyai kebesaran jiwa seperti yang dianugerahkan kepadanya, kita tetaplah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Tapi sahabatku, teruslah berdoa semoga kita dimampukan untuk bersabar di atas semua cobaan yang menimpa.
_____________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu, Jiwaku Pilu

Desah nadiku adalah kerinduan, ketika detik memutar rasa tentang ribuan kilometer dalam dekapan. Ibunda....... Fikirku fatamorgana da...