Kamis, 22 Februari 2018

Ibu, Jiwaku Pilu


Desah nadiku adalah kerinduan, ketika detik memutar rasa tentang ribuan kilometer dalam dekapan.
Ibunda.......
Fikirku fatamorgana dalam jeruji besi yang menembus bayang semu. aku merana dijerat rindu, ketika kau ajari aku melewati hujan lebat di depan rumah. Lembut kasih sayang suaramu menyapa pundakku, khawatir anak lanangmu rapuh dalam pilu, yang esok tak bisa berjalan melewati pegunungan sekedar mengecap bangku sekolah. Itulah, desa kita menyimpan sejuta aksara kenangan, kemanapun ragaku berada, jiwaku selalu terpaut padanya.
Ibundaku, umurmu telah melampaui muda.Tulangmu lemah dikikis waktu, juga ayahanda membuat tangisku pecah dan mengalir disela hujan. Jerih langkah demi pujaanmu, juga lelah kau tak peduli demiku.
Ibunda, ayahanda, Aku menepi dipinggiran waktu yang tak bersahabat, menguras dahagaku pada kekuatan cita dan asa yang kupikul. Dan pasir ini, biarlah aku menggenggamnya sendiri, biarkan aku belajar melewati semua duri ini sendirian, doakan saja daku mampu bertahan, semoga Tuhan merestui jalan citaku.
O iya ibunda, aku menyuratimu ditengah terpaan gerimis metropolitan. Aku rindu waktu itu, ketika kau dekapku saat butiran bening membuat irama di genteng rumah. Aku syahdu dalam pelukanmu. Irama alami yang tercipta dari tetesan langit menunjukkan kuasa Tuhan, TAWAKAL KEPADA ALLAH, Dia Akan beri beribu keajaiban.....
Salam dari bungsumu yang sedang merindu.....

(Muhajir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu, Jiwaku Pilu

Desah nadiku adalah kerinduan, ketika detik memutar rasa tentang ribuan kilometer dalam dekapan. Ibunda....... Fikirku fatamorgana da...